Memperkuat Posisi Masyarakat Adat Ditengah Arus Globalisasi

Nasional, Opini56 Views

JAMBICYBER.ID, NASIONAL – Di tengah derasnya arus globalisasi yang membawa perubahan cepat dalam budaya, teknologi, dan ekonomi, masyarakat adat berada di persimpangan yang kompleks. Mereka, yang selama ini hidup selaras dengan alam dan menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi, menghadapi tekanan dari dunia luar yang kerap tidak memahami – atau bahkan mengabaikan – keberadaan serta kontribusi mereka. Sabtu (05/07/2025).

Globalisasi bukan hanya menyatukan dunia, tetapi juga menyamaratakan. Nilai-nilai universal yang dibawa oleh pasar bebas, media massa, dan teknologi digital sering kali menempatkan budaya lokal, termasuk adat istiadat, dalam posisi inferior. Tak sedikit generasi muda adat yang mulai meninggalkan bahasa ibu, upacara adat, dan nilai-nilai leluhur karena dianggap “tidak modern” atau “tidak relevan”.

Namun di balik itu, masyarakat adat justru menyimpan potensi luar biasa. Mereka adalah penjaga hutan tropis, pelestari biodiversitas, dan pemilik pengetahuan lokal yang telah terbukti bertahan selama ratusan bahkan ribuan tahun. Di saat dunia berbicara tentang krisis iklim dan pembangunan berkelanjutan, masyarakat adat sebenarnya sudah lama mempraktikkan kehidupan yang harmonis dengan alam.

Masalahnya adalah, suara mereka sering tenggelam. Di forum-forum pengambilan keputusan, masyarakat adat jarang dilibatkan. Wilayah adat mereka diambil alih untuk perkebunan, tambang, atau proyek strategis tanpa konsultasi memadai. Lebih parah, mereka kerap dikriminalisasi ketika mencoba mempertahankan haknya.

Untuk itu, memperkuat posisi masyarakat adat bukanlah pilihan, tetapi keharusan. Negara harus secara tegas mengakui hak-hak adat melalui regulasi yang kuat dan implementasi yang konsisten. Ruang partisipasi politik harus dibuka agar masyarakat adat bisa menyuarakan kepentingannya sendiri. Pendidikan yang menghargai budaya lokal, akses teknologi yang inklusif, serta pemberdayaan ekonomi berbasis kearifan lokal harus menjadi prioritas.

Globalisasi tidak selalu harus mematikan yang lokal. Justru, di tengah dunia yang makin seragam, kekayaan budaya masyarakat adat bisa menjadi sumber kebanggaan sekaligus daya saing bangsa. Masyarakat adat bukan bagian dari masa lalu, tetapi bagian penting dari masa depan yang berkeadilan dan berkelanjutan.

Penulis: Dendyi Cr01

Author