JAMBICYBER.ID, JAKARTA – Kantor Kepresidenan Israel telah mengonfirmasi bahwa Presiden Isaac Herzog menerima surat dari mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang secara resmi meminta Herzog untuk mengampuni Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dari kasus dugaan korupsi yang sedang berlangsung.
Herzog saat ini disebut sedang mempertimbangkan permintaan tersebut, meskipun kantor kepresidenan menekankan bahwa setiap pengajuan pengampunan presiden harus diajukan secara resmi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
Isi Surat Trump dan Respons Netanyahu
Dalam suratnya, Trump menyatakan keyakinannya bahwa Netanyahu tidak bersalah dan menyebut kasus korupsi terhadapnya sebagai “penuntutan politik yang tidak dapat dibenarkan.”
“Meskipun saya sangat menghormati independensi Sistem Peradilan Israel, dan persyaratannya, saya yakin bahwa ‘kasus’ terhadap Bibi (Netanyahu) ini, yang telah berjuang bersama saya untuk waktu yang lama, termasuk melawan musuh bebuyutan Israel, Iran, adalah penuntutan politik yang tidak dapat dibenarkan,” tulis Trump dalam surat yang dibagikan oleh kantor Herzog.
Netanyahu, yang terus membantah tuduhan korupsi tersebut dan mengaku tidak bersalah, merespons dengan ucapan terima kasih kepada Trump.
“Terima kasih, Presiden Trump, atas dukungan luar biasa Anda. Seperti biasa, Anda langsung ke intinya dan menyampaikannya apa adanya. Saya berharap dapat melanjutkan kemitraan kita untuk memperkuat keamanan dan memperluas perdamaian,” kata Netanyahu.
Permintaan pengampunan ini bukanlah yang pertama kali disampaikan Trump. Selama kunjungan ke Israel pada Oktober lalu, ia juga secara terbuka mendesak Herzog untuk mengampuni Netanyahu dalam pidatonya di hadapan parlemen di Yerusalem.
Kasus yang menjerat Netanyahu adalah persidangan korupsi berkepanjangan yang melibatkan tiga kasus berbeda. Tuduhan yang diajukan pada tahun 2019 termasuk dugaan penerimaan hadiah senilai hampir 700.000 shekel (sekitar $190.000 USD) dari para pengusaha. Netanyahu, sekutu dekat Trump, telah menghadapi tekanan hukum yang intens selama bertahun-tahun terkait tuduhan ini.
Langkah Herzog untuk mempertimbangkan permintaan tersebut, sambil tetap menekankan pentingnya prosedur resmi, menggarisbawahi sensitivitas politik dan hukum dari situasi ini. Pengampunan presiden di Israel adalah proses yang ketat dan umumnya memerlukan permintaan resmi dari terpidana atau, dalam kasus ini, seseorang yang menghadapi persidangan.
Laporan ini muncul di tengah kerja sama yang erat antara Israel dan AS, yang diharapkan oleh Netanyahu akan terus diperkuat.
