Kisah 12 Siswa Bungo: Belajar di Lantai, Menanti Gedung Roboh

Bungo, Daerah52 Views

JAMBICYBER.ID, BUNGO – Pemandangan memprihatinkan menyelimuti proses belajar-mengajar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 160 Bungo. Sebanyak 12 siswa sekolah tersebut harus menahan dingin dan pegal lantaran terpaksa belajar di lantai karena ketiadaan meja dan kursi yang layak. Kondisi ini diperparah dengan keadaan gedung sekolah yang sudah sangat mengkhawatirkan dan nyaris roboh, menimbulkan ancaman serius bagi keselamatan para pelajar.

Plt. Kepala SDN 160 Bungo, Rosa Eriyoni, membenarkan kondisi yang jauh dari kata layak ini. Ia mengungkapkan bahwa upaya untuk mendapatkan bantuan rehabilitasi bangunan sudah berulang kali diajukan, namun hingga kini hanya menjadi janji tanpa tindak lanjut.

“Benar, 12 siswa kami belajar di lantai karena keterbatasan meja dan kursi. Kondisi gedung juga sudah sangat mengkhawatirkan,” ujar Rosa dengan nada prihatin saat dikonfirmasi, Rabu (10/12/2025).

Fakta yang lebih mengejutkan diungkapkan oleh Pengawas Sekolah Korwil V Jujuhan dan Jujuhan Ilir, Muhammad Syarif, Menurutnya, di seluruh wilayah Jujuhan dan Jujuhan Ilir, SDN 160 adalah satu-satunya sekolah yang belum pernah mendapatkan bantuan renovasi sama sekali.

Hal ini menimbulkan tanda tanya besar mengenai pemerataan pembangunan dan perhatian pemerintah daerah terhadap sarana pendidikan dasar, khususnya di daerah pedalaman.

“Di wilayah kami, SDN 160 ini menjadi satu-satunya sekolah yang belum pernah tersentuh bantuan renovasi. Padahal kondisi kerusakan sudah sangat parah,” tegas Syarif.

Belajar dalam suasana yang tidak kondusif, di tengah kekhawatiran atap yang bisa jatuh kapan saja, tentu sangat memengaruhi semangat dan kualitas pendidikan anak-anak. Para siswa dan guru berjuang keras melawan keterbatasan fisik demi mencerdaskan generasi penerus.

Dengan berakhirnya tahun anggaran, harapan besar kini disandarkan kepada pemerintah daerah agar masalah ini tidak lagi diabaikan.

“Harapan kami, tahun 2026 mendatang, sekolah ini bisa menjadi prioritas utama untuk diperbaiki. Kami tidak ingin pendidikan anak-anak kami terganggu dan keselamatan mereka terancam hanya karena bangunan yang rusak,” tutup Syarif.

Pemerintah Kabupaten Bungo didesak untuk segera mengambil tindakan nyata. Nasib 12 siswa yang belajar di lantai, serta ratusan siswa lainnya yang bertaruh nyawa di bawah bangunan lapuk SDN 160, kini menanti realisasi dari janji pemerataan pendidikan.

Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *