HMI MENJAWAB: Kenakalan Remaja di Jambi Akibat Putus Sekolah dan Tingginya Pengangguran

Daerah, JAMBI432 Views

JAMBICYBER.ID, JAMBI — Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (BADKO HMI) Jambi melalui Wasekjend Internal Andika Rudi Arvia menyatakan keprihatinan serius terhadap meningkatnya kasus kenakalan remaja di Provinsi Jambi, yang tidak dapat dilepaskan dari persoalan struktural seperti tingginya angka putus sekolah dan pengangguran usia muda.

Data dari lembaga sosial lokal dan instansi pendidikan menunjukkan bahwa banyak remaja di Jambi terlibat dalam penyalahgunaan narkoba, balap liar, hingga kekerasan antar kelompok, yang umumnya berakar dari minimnya akses pendidikan dan ketiadaan lapangan kerja produktif.
Data jumlah siswa yang putus sekolah di Provinsi Jambi pada tahun 2023 tercatat sebanyak 769 orang, sementara pada tahun 2024 data menunjukkan angka 739 orang. Angka ini mencakup total siswa di berbagai jenjang pendidikan dan terdapat data terpilah berdasarkan jenis kelamin di Portal Data Kemendikbudristek.

Andika Rudi Arvia selaku Wasekjend Internal BADKO HMI Jambi menegaskan bahwa masalah ini bukan semata persoalan moral individu, melainkan buah dari kegagalan sistemik dalam menyediakan ekosistem sosial yang sehat bagi generasi muda di provinsi Jambi.

“Kami melihat adanya korelasi langsung antara putus sekolah dan kenakalan remaja. Ketika pendidikan tidak mampu menjangkau, dan lapangan kerja tertutup, maka ruang kosong itu diisi oleh perilaku destruktif,” ujarnya, (15/9/2025).

Lebih lanjut, BADKO HMI Jambi mendorong Pemerintah Provinsi Jambi agar:

  1. Menguatkan program beasiswa dan sekolah berbasis vokasi di wilayah rentan.
  2. memastikan bahwa beasiswa pemerintah provinsi jambi (Beasiswa DUMISAKE) tepat sasaran & tanpa potongan
  3. Membangun kemitraan dengan pelaku industri kreatif dan UMKM untuk menyerap tenaga muda.
  4. Melibatkan organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan dalam proses edukasi sosial dan pembinaan karakter di lingkungan masyarakat.

BADKO HMI Jambi juga menekankan bahwa penyelesaian persoalan ini harus melibatkan pendekatan struktural dan kultural secara bersamaan, agar remaja tidak hanya “dijaga”, tapi juga diberdayakan sebagai aset pembangunan daerah.

“Remaja adalah cermin masa depan Jambi. Jika hari ini kita gagal merawatnya, maka kita sedang menanam krisis di masa depan,” Kata penutup Andika dalam pernyataan itu.

Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *